Bersahabat dengan Istighfar
Suatu hari
saat sedang bersama murid-muridnya di masjid, Imam Hasan Al-Bashry didatangi
seseorang yang sedang kebingungan. Ia mengatakan “Kemarau panjang telah
menyengsarakan kita. Hujan tak kunjung datang.” Imam Hasan Al-Bashry berkata,
“Beristighfarlah kepada Allah.” Kemudian, seorang yang hampir putus asa
mendekatinya dan berkata, “Istriku seorang perempuan yang mandul. Ia tak
kunjung hamil, padahal kami sangat merindukan anak.” Imam Hasan Al-Bashry
berkata, “Beristighfarlah kepada Allah.” Setelah itu seseorang lain datang lalu
berkata, “ Ladangku sangat tandus. Sudah berapa lama tanaman tidak tumbuh di
sana.” Imam Hasan Al-Bashry berkata, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Mewakili
yang lain, seorang muridnya pun bertanya, “Kami heran denganmu. Setiap ada
orang bertanya, engkau menjawab ‘Beristighfarlah kepada Allah.’ Mengapa engkau
tidak memberi jawaban lain?”
Maka Imam
Hasan Al-Bashry membacakan surat Nuh ayat 10-12, “...Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun. Niscaya dia akan mengirim hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
Imam Hasan
Al-Bashry bertanya, “Apakah kalian menginginkan pikiran yang terang, hati yang
lapang dan hidup yang menyenangkan? Beristighfarlah kepada Allah.”Kemudian
beliau membaca surat Hud ayat 3, “Dan
hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubatlah kepada-Nya,
niscaya Dia akan memberikanmu kenikmatan yang baik kepadamu.”
Beliau
bertanya lagi, “Apakah kalian menginginkan untuk terhindar dari bencana,
fitnah, dan ujian? “Lalu beliau membaca surat Al-Anfal ayat 33, “...Dan tidaklah Allah akan menghukum
mereka, sedang mereka masih memohon ampunan.”
“Apakah
kalian ingin menghapus keburukan-keburukan, ditambah kebaikan-kebaikan dan
diangkat derajat kalian?” Kemudian beliau membacakan surat Ali Imran ayat
135-136, “Dan orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah
dan memohon ampunan atas dosa-dosanya. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa
selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu sedang mereka
mengetahui. Balasan bagi mereka adalah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang yang beramal.”
Sahabat
perkataan Imam Hasan Al-Bashry itu menyadarkan kita bahwa begitu banyak
keutamaan istighfar untuk mereka yang rajin mengucapkanya. Selain simbol
permohonan ampunan, istighfar juga merupakan pengakuan kelemahan diri dan
persaksian akan kekuasaan Allah SWT.
Dari
kesadaran ini kita bisa memahami mengapa Rasulullah SAW yang telah Allah jamin
ampunan atas dosa-dosanya, masih mengucapkan istighfar minimal 70 kali sehari.
Ibnu Taimiyah pun mengamalkannya “Saat diriku resah karena menyadari berbuat
salah, aku beristighfar seribu kali hingga diriku tenang.” Semoga kita memiliki
begitu banyak kebutuhan dan kekurangan di hadapan Allah bis semakin bersahabat
dengan istighfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar