Hati Yang Diam Kala Terluka
Oleh Syekh Mamduh Farhan al-Buhairi
Seorang dokter ahli bedah
bergegas menuju rumah sakit begitu dihubungi pihak rumah sakit karena seorang
pasien dalam kondisi kritis harus segera dioperasi. Begitu sampai, dia
mempersiapkan diri, mandi dan bersalin pakaian.
Sejenak sebelum masuk ke
ruangan operasi ia bertemu dengan ayah pasien yang raut wajahnya memendam cemas
bercampur marah. Dengan ketus laki-laki itu mencecar sang dokter, “Kenapa lama sekali dokter! Tidak tahukah
Anda bahwa anak saya sedang kritis? Mana tanggung jawan Anda sebagai dokter?”
Dokter bedah itu menjawab
dengan senyum, “Saudaraku, saya sangat
menyesal atas keterlambatan ini. Tadi saya sedang berada di luar., tetapi
begitu dihubungi saya langsung menuju ke sini. Semoga Anda maklum dan dapat
merasa tenang sekarang. Do’akan sja saya dapat melakukan tugas ini dengan baik,
dan yakinlah bahwa Allah akan menjaga anak Anda.”
Keramahan sang dokter ternyata
tidak meredakan amarah si bapak, bahkan suaranya mengguntur, “Anda bilang apa? Tenang!? Sedikit pun Anda tidak peduli rupanya, apakah Anda
bisa tenang jika anak Anda yang sedang sekarat? --semoga Allah mengampuni dosa
Anda-- Apa yang akan Anda lakukan jika anak Anda meninggal?”
Sambil tetap mengulas senyum
dokter menanggapi, “Bila anak saya
meninggal saya akan mengucapkan seperti yang di firman Allah :
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
“yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah mereka mengatakan, ‘Kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya kita akan kembali”. (QS. Al Baqarah:156)
Dokter itu melanjutkan, “Adakah ucapan belasungkawa yang lain bagi
orang beriman? Maaf Pak, dokter tidak dapat memperpanjang usia tidak juga dapat
memendekkannya, usia di tangan Allah. Dan kami akan berusaha sekuat tenaga
untuk menyelamatkan putra Anda. Hanya saja kondisi anak Anda kelihatannya cukup
parah, oleh karena itu jika terjadisesuatu yang tidak kita inginkan ucapkanlah
‘innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Saran saya, sebaiknya Ada pergi k
mushalla rumah sakit untuk melaksanakan shalat dan berdo’a kepada Allah agar
anak Ia menyelamatkan anak Anda”, tambahnya.
Laki-laki orang tua pasien
menanggapi dengan sinis, “Nasehat itu
memang mudah, apalagi untuk orang yang tidak punya hubungan dengan Anda.”
Sang dokter segera berlalu
masuk ruangan operasi. Operasi berlangsung beberapa jam, lalu sang dokter
keluar tergesa-gesa dan berkata kepada orang tua pasien, “berbahagialan Pak, Alhamdulillah perasi berjalan lancar, anak Anda akan
baik-baik saja. Maaf, saya harus segera pergi, perawat akan menjelaskan kondisi
anak Anda lebih rinci.”
Orang tua pasien tersebut
tampak berusaha mengajukan pernyataan lain, tetapi sang dokter segara beranjak
pergi. Selang beberapa menit, sang anak keluar dari rung operasi disertai
seorang perawat. Seketika orang tua anak itu berkata, “Ada apa dengan dokter egois itu, tidak sedikit pun memberi kesempatan
kepada saya untuk bertanya tenyang kondisi anak saya?”
Tiba-tiba perawat tersebut menangis
terisak-isak dan berkata, “Kemarin putra
beliau meninggal dunia akibat kecelakaan. Ketika kami hubungi, dia sedng
bersiap-siap untuk mengebumikan putranya itu. Apa boleh buat, kami tidak punya
dokter bedah yang lain. Oleh karena itu begitu selesai operasi dia bergegas
pulang untuk melanjutkan pemakaman putranya. Dia telah berbesar hati
meninggalkan sejenak kesedihannya atas anaknya yang meninggal demi
menyelamatkan hidup anak Anda,”
Ya Allah rahmatilah hati yang
meski terluka namun tidak berbicara. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar